Hadir sebagai pembicara inspirator dalam salah satu sesi Capacity Building Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementrian Keuangan RI, yang bertemakan “Building A Great DJPPR Communication Team”, ialah Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. Founder dari Rumah Perubahan, Akademisi dan Praktisi Bisnis, yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia.
Tidak seperti kegiatan capacity building sebelumnya yang tidak pernah lepas dari sesi team building yang dilakukan di outdoor, event kali ini Jemari Tiga Sinergi, menyisipkan talkshow inspiratif dalam capacity building yang diikuti oleh 420 peserta yang terdiri dari 8 Direktorat. Capacity building ini dilakukan untuk mengoptimalkan aktivitas komunikasi publik sebagai respon institusi dalam membangun awareness publik terhadap kerja dan kinerja lembaga untuk menunjang efektivitas komunikasi yang berkelanjutan.
Prof. Rhenald Kasali diundang oleh DJPPR karena dinilai fasih dalam menjawab keresahan yang dihadapi oleh DJPPR mengenai bagaimana menjadi agen aktif komunikasi bagi masyarakat luas, untuk mengedukasi mengenai isu-isu tentang pembiayaan Negara. Dalam paparan Rhenald Kasali yang ditampilkan pun, Jemari Tiga Sinergi sangat support dengan visualisasi & audio yang sangat baik. Dalam jangka waktu kurang lebih 1 jam 30 menit, pembahasan mengenai “Communication Team” pun terasa sangat asik dan tidak membosankan.
Tidak hanya Prof. Rhenald Kasali yang hadir dalam sesi gathering inspiratif DJPPR, Nufransa Wira Sakti sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementrian Keuangan dan Kristy Nelwan salah seorang cerdikiawan, yang juga menjabat sebagai Vice President Head Of Corporate Communications dari Gojek pun ikut andil menjadi inspirator, untuk memberikan pemaparan mengenai perubahan arah pendekatan yang semula publikasi menjadi komunikasi interaktif.
Dengan adanya sesi inspiratif ini, diharapkan, DJPPR sebagai agen komunikasi harus bisa membangun mindset masyarakat terhadap posisi DJPPR mengenai pengelolaan APBN, menjadi agen yang berperan penting secara persuasif untuk mengajak masyarakat dalam proses pengelolaan pembiayaan dan risiko APBN.