Harmonisasi angklung interaktif yang biasa dihadirkan oleh Saung Angklung Udjo ternyata sangat bagus dijadikan konsep gathering yang mengusung tema-tema kebersamaan. Tiap orang yang terlibat dalam aktivitas harmonisasi ini menjadi tergugah untuk menjadi bagian dari kelompok yang sedang mengemban sebuah misi yaitu melantunkan lagu-lagu dengan begitu indah dan harmonis dengan menggunakan alat musik tradisional khas pasundan ini. Harmonisasi angklung interaktif yang dihadirkan oleh Saung Ungklong Udjo mampu memunculkan analogi-analogi yang dapat berbicara tentang betapa pentingnya sebuah engagement dalam kelompok dengan sebuah tujuan bersama. Dan Saung Angklung Udjo mampu membawakannya dengan gaya kekinian meskipun alat musik yang digunakan merupakan alat musik tradisonal.
Dalam acara LPS Employee Outing 2018 yang diselenggarakan di Pulau Lombok pada tanggal 3-5 Mei 2018 yang lalu, Jemari memboyong Saung Angklung Udjo ke Pulau Lombok untuk menjadi salah satu pengisi acara pembukaan outing tersebut. Peran Saung Angklung Udjo dalam outing yang diikuti kurang lebih 300 orang ini adalah sebagai ice breaker dan mind setter agar peserta outing siap memasuki sessi kegiatan berikutnya dengan kesadaran yang telah terbentuk bahwa betapa pentingnya memberikan peran dan kontribusi terbaik sebagai individu anggota sebuah kelompok. Dan Saung Angklung Udjo berhasil membawakannya dengan begitu baik dan sangat berimpact kepada peserta yang nampak begitu antusias mengikuti sessi harmonisasi angklung interaktif ini.
Saung Angklung Udjo adalah pusat pelestarian dan pertunjukan kebudayaan tradisional yang ada di Bandung. Saung Angklung Udjo dibangun pada tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena atau juga dikenal sebagai Mang Udjo bersama dengan istrinya, Uum Sumiati, dengan tujuan melestarikan seni dan budaya tradisional Sunda. Udjo Ngalagena adalah seorang seniman angklung yang berasa dari Jawa Barat. Lahir pada tanggal 5 Maret 1929, Udjo Ngalagena adalah anak keenam dari pasangan Wiranta dan Imi. Udjo Ngalagena sudah mengenal kesenian angklung dengan akrab sejak berumur 4 tahun sehingga tidak heran bila Udjo Ngalagena sangat mencintai kesenian ini sampai akhirnya mendirikan Saung Angklung Udjo
Sepeninggal Udjo Ngalagena pada tanggal 03 Mei 2001, Saung Angklung Udjo tetap diteruskan oleh para putra – putri Udjo Ngalagena sehingga Saung Angklung Udjo tetap ramai dengan pengunjung yang ingin menyaksikan keindahan kesenian tradisional daerah.
Pertunjukkan kesenian tidak terbatas hanya di lokasi Saung Angklung Udjo, melainkan juga dapat tampil dengan undangan di berbagai tempat. Selain itu Saung Angklung Udjo juga menjual berbagai alat musik bambu tradisional seperti angklung, calung, arumba, dan lain-lain).